JAKARTA – Sebagai salah satu cara untuk menerapkan pola hidup sehat, tidak semua orang justru mengetahui bagaimana caranya menghitung berat badan ideal. Tidak jarang, beberapa orang sering menghitung berat b adan ideal dengan cara menggunakan berat badan dan tinggi badan sebagai patokan.
Bahkan ada pula yang menggunakan skema body fat analyzer yang bisa mengukur besaran kadar lemak yang ada di dalam tubuh. Beragam cara menghitung berat badan ideal ini pun juga kerap kali menimbulkan perdebatan lantaran setiap orang memiliki caranya sendiri.
Lantas, bagaimana cara mengukur berat badan ideal?
Penjelasan Ahli Gizi
Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan, Inge Permadhi menjelaskan soal cara menghitung berat badan ideal. Menurutnya, cara menghitung berat badan ideal bisa dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya:
1. Hitung tinggi badan dan berat badan
Inge mengatakan, berat badan ideal bisa diketahui dengan menghitung tinggi badan seseorang. “Sebenarnya berat badan ideal itu kan dihitung dari tinggi badan ya,” ujarnya, Rabu (4/1/2023).
Adapun cara menghitungnya dibedakan menjadi dua sesuai dengan kategori usia, yakni:
- Usia kurang dari 40 tahun Berat badan ideal = Tinggi badan – 100 – 10 persen
- Usia lebih dari 40 tahun Berat badan ideal = Tinggi badan – 100
2. Indeks Massa Tubuh
Cara berikutnya untuk menghitung berat badan ideal adalah dengan kalkulator Indeks Massa Tubuh (IMT). “Indeks massa tubuh itu lebih ke arah berat badan normal,” kata Inge. Pengukuran IMT ini bisa digunakan bagi usia berapa saja.
Dilansir dari laman Kemenkes, IMT bisa dihitung dengan cara berikut:
IMT = Berat badan (kg) dibagi (Tinggi Badan (m) x tinggi Tinggi Badan (m))
Hasil IMT akan dicocokkan dengan batas ambang IMT untuk mengetahui apakah berat badan Anda sudah normal atau belum.
Berikut Batas Ambang IMT:
- Sangat kurus : <17>
- Kurus : 17 – 18,4
- Normal: 18,5 – 25,0
- Gemuk: > 25 – 27
- Obesitas: > 27
3. Hitung Komposisi Tubuh
Terakhir, cara menghitung berat badan ideal bisa dilakukan menggunakan alat ukur body fat analyzer. “Alat itu akan mengukur komposisi dari otot, berapa komposisi dari lemak, dan air,” jelas Inge.
Menurut Inge, pengukuran menggunakan body fat analyzer merupakan lanjutan dari pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). “Misalnya, ada seseorang IMT-nya bagus, normal. Tapi ketika diperiksa komposisi tubuhnya ternyata ototnya kecil sedangkan lemaknya tinggi,” papar Inge.
Artinya secara komposisi tubuh, seseorang itu tidak bagus namun masih normal sesuai dengan hitungan IMT. Di antara ketiganya, Inge menegaskan bahwa masyarakat bisa menggunakan salah satunya saja untuk mengetahui berat badan ideal.
Namun, di beberapa kasus, seperti binaragawan dan beberapa profesi atlet lainnya, pengukuran berat badan ideal cenderung sering dilakukan melalui pemeriksaan body fat analyzer.
Tujuannya bukan hanya sekadar mengetahui apakah berat badan Anda ideal atau normal, namun juga untuk mengukur komposisi tubuh.***