Kronologi Jenderal Panglima Angkatan Darat Kudeta Presiden Bolivia hingga Akhirnya Berhasil Ditangkap

SpiritBangsa.com – Panglima militer Bolivia Jenderal Juan Jose Zuniga melancarkan kudeta ke pemerintahan Presiden Luis Arce pada Rabu (26/6/2024) lalu. Ia pun mengerahkan tank dan prajurit ke Palacio Quemado, yang terletak di Alun-Alun Murillo di Kota La Paz, yang menjadi lokasi kantor presiden dan gedung kongres.

Kronologi awal terjadinya upaya kudeta oleh Zuniga karena tensi politik di Bolivia yang memburuk selama bertahun-tahun. Zuninga juga mengungkap tujuan aksi kudeta ke Pemerintah Bolivia, yakni ingin merestrukturisasi demokrasi.

“Angkatan bersenjata bermaksud untuk merestrukturisasi demokrasi, menjadikan demokrasi sesungguhnya yang bukan dijalankan beberapa orang yang sama selama 30-40 tahun,” ucap Zuniga dikutip AFP, Sabtu (29/6/2024).

Situasi di Bolivia dalam beberapa bulan terakhir tengah memanas akibat perseteruan antara Presiden Arce dan sekutunya, mantan presiden sayap kiri Evo Morales. Kedua terlibat aksi berebut kursi tertinggi di partai penguasa.

Ketidakstabilan politik ini membuat ekonomi Bolivia bergejolak, hingga barisan pendukung Morales di kongres mematahkan sejumlah inisiatif Presiden Acre yang ingin menambah utang untuk menghalau krisis.

Zuninga pun merujuk ke hal tersebut dan melakukan kudeta. Ia menyebut telah muak dengan pertikaian politik dan mengambil jalan pintas untuk memulihkan demokrasi.

“Kami mendengarkan tangisan rakyat karena selama bertahun-tahun, para elite telah mengambil alih kendali atas negeri ini,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa para politisi telah merusak negara.

“Lihatlah situasi saat ini, ke dalam krisis semacam apa mereka menjebloskan kita,” papar Zuninga.

Namun, upaya kudeta Zuninga hanya bertahan tiga jam. Pemerintah Bolivia segera bertindak dan berhasil memukul mundur pasukan dan tank yang dibawa Zuninga.

Pasukan juga menangkap pemimpin kudeta yang gagal ini.

“Jenderal, Anda ditahan,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Jhonny Aguilera ke Zuniga.

Menanggapi kudeta tersebut, Presiden Arce menegaskan tidak ada yang bisa mengambil demokrasi saat ini di Bolivia.

Arce juga bersumpah akan memecat Zuniga. Ia juga mendesak rakyat melawan segala bentuk kudeta demi menjaga demokrasi di negara itu.

Namun, sebelum ditahan, Zuninga sempat menyebut hanya menjalankan arahan.

“Presiden mengatakan kepada saya bahwa situasinya memburuk dan kritis. Sangat penting untuk mempersiapkan sesuatu demi menaikkan popularitas saya,” kata dia mengutip Acre.

Zuninga sempat menanyakan ke Presiden Arce untuk membawa serta unit kendaraan lapis baja? Arce pun menjawab iya dan bawalah mereka keluar dari barak.

Klaim tersebut dibantah oleh Menteri Kehakiman Ivan Lima, yang menyebut Zuniga berbohong dan harus bertanggungjawab atas tindakannya di muka pengadilan.

Kejaksaan dikabarkan sedang mempersiapkan dakwaan dengan ancaman 15 sampai 20 tahun penjara karena telah menyerang demokrasi dan konstitusi.

Kemudian, Menteri Dalam Negeri Bolivia Eduardo del Castillo menyebutkan bahwa sebanyak 21 orang telah ditangkap karena diduga terlibat dalam upaya kudeta yang gagal terhadap Presiden Arce.

Dari 21 tahan itu, terdapat pengemudi kendaraan militer yang menabrak gerbang Palacio Quemado (Istana Pemerintahan).

Kendaraan militer itu membawa sejumlah mantan komandan, termasuk Jenderal Marcelo Zegarra yang pernah menjabat sebagai Panglima Angkatan Udara Bolivia.

Del Castillo mengatakan Zegarra ditangkap atas perintah kantor kejaksaan, seraya menyampaikan bahwa Zegarra merupakan salah satu perwira paling senior yang ditangkap dalam beberapa jam terakhir terkait upaya kudeta yang gagal. (beritasatu.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *