Hina Zidane, Presiden Sepak Bola Prancis Akhirnya Minta Maaf

JAKARTA – Presiden Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) Noel Le Graet meminta maaf kepada Zinedine Zidane pada Senin (9/1) setelah berkomentar pedas tentang mantan pelatih Real Madrid itu. Komentar julid tersebut memicu kemarahan para pemain, politisi, dan bahkan klub Spanyol tersebut.

Zidane adalah salah satu kandidat favorit yang diperkirakan akan memimpin tim nasional Les Bleus -merujuk ke warna jersey Biru- jika pelatih Didier Deschamps mengundurkan diri. Namun ternyata FFF memperpanjang kontrak Deschamps setelah dia berhasil menggiring skuad Prancis melaju hingga ke final Piala Dunia Qatar, meski akhirnya mereka kalah dari Argentina lewat drama adu penalti.

Ketika ditanya apakah Zidane, ikon tim nasional yang berhasil membawa Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998, akan melatih skuad Brazil, Le Graet mengatakan kepada RMC: “Saya tidak peduli, dia bisa pergi ke mana pun dia mau.”

Le Graet menambahkan dia bahkan tidak akan mengangkat telepon jika Zidane menelepon, memicu reaksi dan permintaan maaf berikutnya.

“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf pribadi saya atas pernyataan ini yang sama sekali tidak mencerminkan pemikiran saya, atau pertimbangan saya untuk dia sebagai pemain dan kualitasnya ketika menjadi pelatih saat ini,” kata Le Graet dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan L’Equipe.

“Saya akui bahwa saya membuat pernyataan aneh yang menimbulkan kesalahpahaman. Zidane tahu rasa hormat saya yang besar terhadapnya, seperti semua orang Prancis.”

Pada Minggu (8/1), Le Graet mengatakan Zidane berada di dalam radar FFF dan mendapat banyak dukungan, tetapi ia tidak memiliki peluang untuk menggantikan Deschamps.

“Siapa yang bisa mencela Deschamps dengan serius? Tidak ada … Jika Zidane mencoba menghubungi saya? Tentu saja tidak, saya bahkan tidak akan mengangkat telepon,” katanya.

Zidane adalah pelatih pertama yang memenangkan Liga Champions tiga kali berturut-turut ketika dia memimpin Real Madrid.

Mantan pemain berusia 50 tahun, yang juga memenangkan Kejuaraan Eropa 2000 bersama Prancis dalam karir bermainnya yang cemerlang, saat ini menganggur setelah meninggalkan Real Madrid tahun lalu.

Kurang Hormat

Penyerang Prancis Kylian Mbappe adalah salah satu orang pertama yang mengecam komentar Le Graet. “Zidane adalah Prancis, kami tidak memperlakukan (tokoh) legenda seperti itu,” kata Mbappe di Twitter.

Penghinaan Le Graet terhadap Zidane sebagai calon penerus Deschamps terjadi dua tahun setelah pejabat berusia 81 tahun itu sebelumnya sempat mendukung mantan gelandang itu untuk memimpin Tim Ayam Jantan jika dia bersedia.

Selain melatih Real Madrid, Zidane juga menghabiskan lima musim sebagai pemain di klub LaLiga tempat ia menjuarai liga dan Liga Champions. Klub Spanyol menggambarkan komentar Le Graet tersebut sebagai sesuatu yang ‘disayangkan’.

“Pernyataan ini menunjukkan kurangnya rasa hormat untuk salah satu sosok yang paling dikagumi oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia dan klub kami sedang menunggu koreksi (pernyataan) segera,” kata Real Madrid.

Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera adalah salah satu dari banyak politisi yang bereaksi terhadap komentar Le Graet, mengatakan presiden “federasi olahraga terbesar” negara itu telah melewati batas.

“Namun lebih banyak komentar yang tidak menyentuh dan di atas itu kurangnya rasa hormat yang memalukan, yang menyakiti kita semua, terhadap legenda sepak bola dan olahraga,” tulisnya di Twitter.

Politisi Prancis Pieyre-Alexandre Anglade juga menuntut permintaan maaf dari Le Graet, dengan mengatakan di Twitter: “Zidane adalah monumen sepak bola dan olahraga Prancis. Kepribadian yang dicintai oleh semua orang Prancis… Sepak bola kami pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu.” [ah/rs/voa]