SpiritBangsa.com – Debat perdana Pilpres AS berlangsung Kamis (27/6/2024) malam waktu AS, antara calon Partai Demokrat Joe Biden melawan Donald Trump dari Partai Republik. Debat berlangsung sengit. Keduanya saling mengejek dan bahkan bertengkar mengenai siapa yang lebih baik dalam permainan golf.
Debat yang disiarkan jaringan berita CNN ini berlangsung empat bulan sebelum Pilpres AS pada 5 November 2024.
Kedua kandidat capres tampil di debat tanpa dihadiri langsung oleh penonton. Mikrofon otomatis mati saat calon presiden tidak mendapat giliran bicara.
Diketahui, kedua aturan tidak lazim ini diberlakukan untuk menghindari kekacauan yang menggagalkan debat pertama mereka pada 2020, ketika Trump menyela Biden berulang kali.
Biden dan Trump tidak menyembunyikan rasa saling tidak suka keduanya. Mereka masuk ke panggung tanpa menyapa satu sama lain, dan tidak berjabat tangan hingga akhir debat.
Keduanya menyebut satu sama lain sebagai presiden terburuk dalam sejarah. Biden menyebut Trump sebagai “pecundang” dan “pengeluh”. Sementara Trump menjuluki Biden sebagai “bencana”.
Kemudian pada satu waktu, kedua rival tersebut mulai bertengkat mengenai permainan golf mereka.
Trump membual tentang bisa memukul bola lebih jauh dari Biden. Lawannya kemudian membalas dengan mengatakan bahwa Trump akan kesulitan untuk membawa tasnya sendiri.
Debat diawali dengan pertanyaan terkait ekonomi. Hasil jajak pendapat menunjukkan warga Amerika tidak puas dengan kinerja Biden meskipun upah tumbuh dan pengangguran rendah.
Biden mengakui inflasi telah menaikkan harga jauh lebih tinggi dibandingkan di awal masa jabatannya. Ia mengaku pantas dipuji karena telah mengembalikan keadaan di AS setelah pandemi Covid-19.
Sementara Trump meyakini, jika terpilih ia akan mengambil tindakan untuk mencegah kejatuhan ekonomi AS lebih dalam lagi.
Debat Pilpres AS ini berlangsung di saat polarisasi yang mendalam dan kecemasan yang mengakar di kalangan pemilih tentang keadaan politik di negara itu. Dua pertiga pemilih mengatakan dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos pada bulan Mei 2024 lalu bahwa mereka khawatir kekerasan dapat terjadi setelah pemilihan, hampir empat tahun setelah massa pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol AS. (beritasatu.com)