Mengapa Piala Dunia 2034 Digelar di Bulan Januari, Simak Penjelasannya

SpiritBangsa.com – Piala Dunia 2034 kemungkinan besar akan digelar pada bulan Januari, membawa dampak signifikan pada kalender sepak bola, di berbagai liga, khususnya di negara-negara Eropa.

Keputusan resmi mengenai negara tuan rumah Piala Dunia 2030 dan 2034 akan diumumkan pada Kongres FIFA mendatang.

Arab Saudi menjadi satu-satunya kandidat tuan rumah untuk edisi 2034, yang secara efektif memastikan negara ini akan menjadi penyelenggara.

Langkah ini sejalan dengan upaya Arab Saudi untuk meningkatkan pengaruhnya di dunia sepak bola, sebelumnya negara ini mendatangkan bintang-bintang besar seperti Cristiano Ronaldo dan Neymar ke liga domestiknya.

Namun, menurut laporan The Sun, kondisi cuaca ekstrem di wilayah Teluk menjadi tantangan besar.

Suhu musim panas di Arab Saudi bisa mencapai 45 derajat Celsius sehingga demi keselamatan pemain dan penggemar, kemungkinan besar turnamen akan dipindahkan ke musim dingin, mirip dengan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Potensi Digelar Januari

Berbeda dengan edisi Qatar yang berlangsung pada November-Desember, diskusi untuk Piala Dunia 2034 mengarah pada penyelenggaraan pada awal Januari.

Satu di antara alasan utama adalah karena jadwal November-Desember bertepatan dengan Ramadan, bulan suci umat Islam di mana banyak umat muslim menjalani puasa sepanjang hari.

Kemungkinan besar, pihak Arab Saudi tidak akan mengizinkan pelanggaran terhadap perayaan besar agama tersebut sehingga jadwal Januari menjadi opsi yang lebih realistis.

Meski begitu, hingga kini keputusan resmi mengenai pemindahan jadwal belum diumumkan, dan turnamen secara formal masih direncanakan berlangsung pada musim panas.

Dampak pada Premier League

Jika Piala Dunia digelar pada bulan Januari, Premier League akan mengalami gangguan besar.

Tradisi pertandingan Boxing Day yang biasanya digelar pada akhir Desember kemungkinan dibatalkan karena para pemain akan mempersiapkan diri bergabung dengan timnas mereka.

Diperkirakan, Premier League akan menjalani jeda selama tujuh minggu untuk mengakomodasi turnamen tersebut, yang berpotensi menyebabkan jadwal pertandingan menjadi sangat padat di paruh pertama musim 2033-2034.

Langkah ini sekali lagi menegaskan tantangan besar yang dihadapi oleh penyelenggaraan Piala Dunia di negara-negara dengan kondisi cuaca ekstrem, yang memaksa penyesuaian signifikan pada kalender sepak bola global. (bola.com)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *